Jika anda suka dengan artikel ini berbagilah ke rekan anda, simpan ke bentuk PDF atau bagikan ini ke social media
Tweet
Tweet
Static routing (Routing Statis)
adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara
manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing
paling sederhana yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam sebuah
jaringan berarti mengisi setiap entri dalam
forwarding table di
setiap router yang berada di jaringan tersebut.
Penggunaan routing
statik dalam sebuah
jaringan yang kecil
tentu bukanlah suatu
masalah, hanya beberapa
entri yang perlu
diisikan pada forwarding table di setiap router. Namun Anda
tentu dapat membayangkan bagaimana jika harus melengkapi forwarding table di
setiap router yang jumlahnya tidak sedikit dalam jaringan yang besar.
Kekurangan dan kelebihan dari
Routing Statis diantaranya sebagai berikut :
Dilihat
dari Segi
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Penggunaan Next Hop
|
Dapat mencegah terjadinya error dalam meneruskan
paket ke router tujuan apabila router yang akan meneruskan paket memiliki
link yang terhubung dengan banyak router. Itu disebabkan karena router telah
mengetahui next hop, yaitu IP Address router tujuan.
|
Static routing yang menggunakan next hop akan
mengalami multiple lookup atau lookup yg berulang. lookup yg pertama yang
akan dilakukan adalah mencari network tujuan,setelah itu akan kembali
melakukan proses lookup untuk mencari interface mana yang digunakan untuk
menjangkau next hopnya.
|
Penggunaan exit interface
|
Proses lookup hanya akan terjadi satu kali saja (
single lookup ) karena router akan langsung meneruskan paket ke network
tujuan melalui interface yang sesuai pada routing table.
|
Kemungkinan akan terjadi eror keteka meneruskan
paket. jika link router terhubung dengan banyak router, maka router tidak
bisa memutuskan router mana tujuanya karena tidak adanya next hop pada tabel
routing. karena itulah, akan terjadi eror.
|
Static Routing di
Mikrotik
Routing statik adalah membuat
jalur routing secara manual. Mikrotik akan memberikan jalur routing secara
otomatis jika kita menambahkan ip address di interface. Statik routing sangat
diperlukan jika kita ingin menghubungkan perangkat network yang memiliki subnet
yang berbeda, jadi memerlukan perangkat yang bisa melakukan proses routing.
Berikut contoh kasus dimana terdapat 2 router, masing-masing router tersebut
terhubung ke perangkat jaringan.
Kita membahas cara menghubungkan
perangkat jaringan yang berada dibawah router yang berbeda, sehingga perangkat
yang berada dibawah router yang memiliki subnet yang berbeda bisa saling
berkomunikasi. Perhatikan Gambar 1 , disini kita menggunakan Router Board 750.
Pada gambar 1 ada 2 router dan
beberapa client di bawah router mikrotik 750, unuk langkah-langkahnya adalah
sebagai berikut :
1.
Tambahkan IP Address di Interface masing-masing
:
Router A
/ip address
add address=192.168.1.1/24 interface=ether2
network=192.168.1.0
add address=10.10.10.1/24 interface=ether3
network=10.10.10.0
Router B
/ip address
add address=192.168.1.2/24 interface=ether2 network=192.168.1.0
add address=192.168.20.1/24 interface=ether3 network=192.168.20.0
2.
Agar client dibawah Router bisa saling
terhubung/berkomunikasi, kita perlu menambahkan setingan routing disetiap Router.
Router A
/ip route
add distance=1 dst-address=192.168.20.0/24 gateway=192.168.1.2
Keterangan : No.1 adalah Network IP Router
B, No.2 adalah IP Ether2 Router B yang langsung terhubung ke Ether2 Router A.
Misal, kita menambahkan IP local di Router B ke Ether 4 : 172.168.1.1/24
Jadi, walaupun IP local di setiap Interface
Router B berbeda-beda, untuk gateway route ke Router B tetap sama 192.168.1.2
karena IP tersebut yang langsung terhubung ke Router A.
/ip route
add distance=1
dst-address=192.168.1.0/24 gateway=192.168.1.2
Ini bukti, Router A sudah bisa akses ke Network
dibawah Router B :
Jika rule no 1
di nonaktifkan, maka akses ke Router B
akan terputus :
Router B
/ip route
add distance=1 dst-address=10.10.10.0/24 gateway=192.168.1.1
add distance=1 dst-address=192.168.0.0/24 gateway=192.168.1.1
Untuk penjelasannya masih sama dengan Router
A, karena masing-masing router harus di setting routing dan yang membedakan
hanyalah gateway & dst-adderss :
dst-address : 10.10.10.0/23 adalah Network local
Router A dan gateway : 192.168.1.1 adalah IP Router A yang langsung terhubung
ke Router B, istilahnya gateway adalah jembatan ketika kita mau masuk ke pintu
lain.
Ini bukti,
Router B sudah bisa akses ke Network dibawah Router A :
Jika rulenya di
nonaktifkan, maka akses ke Router A akan terputus :
Sumber : https://santekno.blogspot.co.id/2013/01/pengertian-perbedaan-routing-static-dan.html,
http://www.kepojelek.com/2015/09/cara-seting-routing-statik-di-mikrotik.html